Selasa, 23 Mei 2017

Isu Kependudukan

Peran Penduduk Lansia 
Bagi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Indikator pembangunan merupakan suatu alat ukur bagi negara dalam pencapaian pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat serta dapat menjadi pembanding bagi negara – negara lain. Untuk mencapai tujuan pembangunan manusia perlu adanya pendekatan dalam pengukuran tingkat keberhasilan tersebut dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) sejak tahun 1990. Indeks Pembangunan Manusia dihitung dari tiga komponen yang digunakan yaitu angka usia harapan hidup, angka melek huruf penduduk yang berada di usia 15 tahun keatas dan rata – rata lama bersekolah, serta kemampuan daya beli yang dilihat dari pengeluaran perkapita yang mewakili pencapaian pembangunan yang layak. Menurut Komnas Lansia (2010), peningkatan usia harapan hidup disebabkan oleh keberhasilan pembangunan terutama dalam bidang kesehatan sehingga penduduk lanjut usia semakin meningkat.
Indonesia memiliki jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 248 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ke–4 dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2005, penduduk yang berumur 60 tahun keatas mencapai angka 16,80 juta orang. Mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 18,96 juta jiwa serta di tahun 2009 angka ini semakin naik dan menjadi 19,32 juta jiwa. Berdasarkan dari hal ini bahwa terjadi peningkatan sebesar 8,3 % dari jumlah keseluruhan penduduk yang berada di Indonesia (Komnas lansia, 2010). Angka usia harapan hidup penduduk lansia Indonesia mempunyai rata – rata di usia 72 tahun sampai 80 tahun. Berdasarkan dari sensus penduduk 2010, diperkirakan pada tahun 2020 penduduk lanjut usia akan terdapat 28,8 juta penduduk dari total penduduk di Indonesia. Adanya peningkatan jumlah penduduk lansia maka pemenuhan kebutuhan hidupnya akan bergantung pada penduduk lain. Hal ini apabila terjadi secara lanjut maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar dimana rasio ketergantungan berasal dari perbandingan antar penduduk usia produktif dengan penduduk usia non produktif yang termasuk lansia. Jika kondisi ini tidak diperhatikan maka akan terjadi ledakan penduduk lansia yang dapat menyebabkan tingkat beban tanggungan menjadi terus meningkat tidak hanya bagi masyarakat namun juga pemerintah.
Banyak orang – orang yang memiliki perspektif negatif terhadap penduduk lansia karena mereka sudah tidak lagi dapat menghasilkan pengahasilan. Hal ini disebabkan oleh usia mereka mulai tergolong usia yang tidak produktif. Selain itu dapat membuat jumlah pengangguran penduduk lansia akan semakin tinggi akan menyebabkan sumber daya manusia yang langka karena pembuka lapangan pekerjaan tidak mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja. Pertambahan penduduk lansia membuat beban tanggungan bagi penduduk produktif semakin meningkat. Dari sudut pandang kesehatan, jika kualitas pelayanan kesehatan tidak terpenuhi maka akan menyebabkan masalah kesehatan bagi masyarakat terutama para lansia yang sangat rentan dengan berbagai penyakit. Sehingga banyak penduduk usia lanjut yang sengaja mengasingkan diri akibat mereka ketidakberdayaan mereka. Pandangan negatif tentang keberadaan lansia perlu diubah karena pada dasarnya banyak penduduk lansia masih tetap produktif seperti para profesor yang banyak terdapat pada usia lanjut. Kehadiran penduduk lansia akan membawa dampak yang baik bagi negara apabila mereka berada dalam kesehatan yang baik, dapat berperan aktif serta produktif sehingga mereka dapat memberi sumbangsih terhadap perekonomian negara.
Upaya yang dilakukan agar peningkatan penduduk lansia membawa dampak yang positif yaitu meningkatkan pelayanan dan kesehatan umum penduduk lanjut usia seperti penyediaan tenaga medis yang mendatangi rumah – rumah para lansia agar pelayanan dapat tersebar ke semua pelosok daerah. Pengadaan infrastruktur bagi penduduk lanjut usia seperti taman lansia yang asri dan nyaman yang digunakan dalam mendukung aktivitas agar penduduk lansia tetap produktif seperti berolahraga serta interaksi sosial. Melakukan pemberdayaan para lansia bagi mereka yang masih berpotensi dengan meningkatkan pengetahuan serta mengadakan pelatihan dan keterampilan bagi lansia yang memiliki pendidikan yang rendah agar pengangguran penduduk lansia akan berkurang juga memberi kemudahan dalam pelayanan kesempatan kerja agar penduduk lansia dapat berperan aktif dalam bidang ekonomi.
Secara umum kondisi penduduk lansia berbeda dengan penduduk yang lain sehingga perlu mendapat perhatian dan penanganan yang khusus. Upaya penyelasaian masalah tentang penduduk usia lanjut harus menjadi pertimbangan agar tidak menjadi kendala dalam pembangunan negara. Meskipun peran mereka akan berbeda dengan penduduk usia lain, jika penduduk usia lanjut yang memiliki keahlian dan keterampilan tetap dipertahankan sehingga dapat menjadi salah satu modal pembanguan bagi bangsa. Jika kondisi ini dapat terealisasikan dengan baik, maka pandangan bahwa kebutuhan penduduk lansia bergantung pada bagian kelompok usia yang lain akan dapat berkurang.


DAFTAR PUSTAKA
1.      BPS. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Jakarta.
2.      Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta : Komnas Nasional Lanjut Usia ; 2010

3.      United Nations Development Programme. 1995. Human Development Report 1995. New York : Oxford University Press